Catatan Perjalanan :

Keliling Setengah Amerika

 

40.   Mampir Ke Musium Cowboy Di Oklahoma City

 

Hari Sabtu, 15 Juli 2000, menjelang jam 10:00 pagi, kami sudah meninggalkan hotel di Tulsa. Hari ini adalah hari terakhir perjalanan kami. Anak-anak sudah merasa senang karena nanti malam akan tiba kembali ke New Orleans. Sebelum kami melaju menuju New Orleans, kami ingin mampir lebih dahulu mengunjungi museum cowboy di kota Oklahoma City. Untuk itu memang jarak tempuh akan lebih jauh karena harus memutar ke arah barat daya terlebih dahulu baru kembali ke timur. Namun karena ini hari terakhir maka resiko itu saya kesampingkan.

 

Dari hotel saya langsung masuk ke jalan bebas hambatan I-44 yang menuju ke kota Oklahoma City. Jarak dari Tulsa ke Oklahoma City sekitar 163 km dan saya perkirakan dapat saya tempuh dalam dua jam dengan melaju santai. Menyusuri kota Tulsa pagi itu saya benar-benar merasa santai. Sengaja bergerak dengan kecepatan sedang-sedang saja agar dapat lebih leluasa menikmati suasana pagi kota Tulsa. Cuaca cukup cerah dan belum terasa terlalu panas.

 

Sebelum di Amerika dibangun sistem jalan bebas hambatan Interstate yang menghubungkan antar negara-negara bagian di seluruh daratan Amerika, dan sebelum masyarakat Amerika berkorban atas nama pembangunan dan kemajuan, sebuah jalan lintas negara bagian sudah lebih dahulu pernah ada, yaitu yang terkenal dengan nama Route 66.

 

Jalan sepanjang 2.400 mil (3.840 km) yang waktu itu juga dikenal dengan sebutan “The Main Street of America” dan sekarang disebut US 66 ini menghubungkan kota Chicago di ujung tengah utara hingga ke Los Angeles di ujung barat daya Amerika. Kini nama Route 66 menjadi sangat bernilai historis bagi setiap wilayah yang dilaluinya. Namun keberadaan Route 66 ini sangat bernilai khusus bagi Oklahoma seiring dengan kemajuan pesat yang pernah mengawali pembangunan wilayah itu.

 

Di beberapa penggal Route 66 itulah kemudian dibangun jalan I-44 yang menuju ke arah barat daya lalu ke selatan dan juga I-40 yang menuju ke arah barat. Maka kini beberapa ruas Route 66 masih dapat dijumpai berada sejajar dengan jalan I-44 dan I-40, sedangkan beberapa ruas Route 66 lainnya sudah berubah menjadi jalan I-44 maupun I-40. Route 66 masuk ke negara bagian Oklahoma tepat mulai dari sudut timur laut, di kota Quapaw.

 

Di situlah Route 66 bertemu dengan jalan setapak yang lebih dahulu ada, yaitu jalan yang merupakan rute legendaris yang pernah dilalui oleh beberapa kelompok suku Indian yang disebut “The Five Civilized Tribes”. Pada tahun 1830-an mereka dipaksa oleh pemerintah Amerika untuk berpindah dari daratan tenggara menuju ke daerah yang telah dipersiapkan sebagai “Indian Territory” yang kelak wilayah itu disebut dengan Oklahoma. Oleh karena itu kini Oklahoma merupakan negara bagian yang mempunyai populasi masyarakat Indian terbanyak di Amerika.

 

Rute eksodus masyarakat Indian itu terkenal dengan sebutan “Trail of Tears”. Sebutan itu mencerminkan adanya sebuah perjalanan yang penuh keprihatinan dan kesedihan yang menyebabkan seperempat rombongan Indian mati karena kepanasan, kelaparan dan kelelahan yang dideritanya sepanjang perjalanan mereka menuju ke pengasingan. Diceriterakan bahawa salah satu rombongan dari suku Indian Creek membawa nyala api obor dari kampungnya di Alabama. Setiap malam selama perjalanan mereka menyalakan api unggun dengan obornya itu untuk mengenang kampung halaman yang mereka tinggalkan.

 

***

 

Sekitar jam 12:00 tengah hari saya sudah masuk ke kota Oklahoma City (masyarakat setempat seringkali menyingkatnya dengan OKC saja). Tempat yang saya tuju adalah National Cowboy Hall of Fame and Western Heritage Center. Untuk memudahkan menjelaskan kepada anak-anak saya, selanjutnya musium ini saya sebut saja dengan Musium Cowboy. Tidak terlalu sulit untuk menemukan lokasinya yang berada di jalan 63rd Street, tidak jauh keluar ke sisi utara jalan I-44 di dalam kota Oklahoma City.

 

Oklahoma City adalah ibukota yang berpenduduk sekitar 445.000 jiwa dan terletak pada ketinggian 389 m di atas permukaan laut. Meskipun kota ini sudah berdiri sejak tahun 1889 tetapi baru tahu 1910 ditetapkan sebagai ibukota negara bagian Oklahoma. Pertumbuhan pesat kota ini baru dimulai ketika diketemukannya sumber minyak pertama pada tanggal 4 Desember 1928. Untuk wilayah teritorial Oklahoma waktu itu sebenarnya sumur minyak yang pertama kali diketemukan di kota Bartleville, sekitar 60 km di utara Tulsa, melalui sumurnya yang bernama Nelly Johnstone No. 1.

 

Wilayah Oklahoma ini dulu menjadi jalur lintasan para cowboy dari wilayah negara bagian Texas. Para cowboy inilah orang upahan yang bertugas menggiring hewan ternak dari wilayah Texas yang terletak di sebelah selatan Oklahoma menuju ke Kansas yang berada di sebelah utara Oklahoma.

 

Hewan-hewan ternak itu selanjutnya akan dikirim dan dijual ke wilayah-wilayah timur dengan menggunakan kereta api. Berkuda dan rodeo adalah sebagian di antara ketrampilan yang dimiliki oleh para cowboy. Saya mencoba menerka-nerka, barangkali itulah sebabnya kalau selama ini kata cowboy yang saya dengar di Indonesia seringkali diasosiasikan dengan kata Texas.

 

***

 

Awalnya adalah impian seorang pengusaha dari kota Kansas City bernama Chester A. Reynolds yang pada tahun 1954 mendambakan adanya sebuah monumen bagi siapa saja yang pernah berjasa turut membentuk sejarah masyarakat Amerika bagian barat (American West). Baru pada tanggal 26 Juni 1965 untuk pertama kali Musium Cowboy ini diresmikan berdirinya. Pada waktu pertama kali dibuka musium ini baru menempati areal yang sempit dan hanya mewakili 17 wilayah negara bagian.

 

Kini musium ini telah menempati areal seluas 13 ha dan berkembang mewakili 50 wilayah negara bagian di Amerika. Musium ini didirikan dengan misi untuk melestarikan dan memahami warisan budaya masyarakat Amerika bagian barat guna memperkaya khasanah masyarakat.  

 

Di Musium Cowboy itulah kini dapat disaksikan jejak kemasyhuran kaum cowboy, Indian maupun kehidupan Western yang pernah ada. Di kompleks musium ini terdapat sebuah bangunan besar dan megah yang di dalamnya terbagi dalam beberapa ruangan atau galeri.

 

Dalam setiap ruangan atau galeri itu dapat dilihat berbagai benda yang akan menunjukkan kehidupan masyarakat cowboy, melalui media patung, lukisan, diorama, benda-benda kerajinan dan seni, pakaian, peralatan maupun perlengkapan hidup, berbagai dokumentasi, dsb. Untuk masuk ke musium ini setiap pengunjung harus membayar US$6.50 per orang dewasa dan setengah harga untuk anak-anak 6-12 tahun.

 

Di ruangan paling depan terdapat patung besar berjudul “The End of the Trail” berupa patung seorang suku Indian yang tampak lunglai menunggang kuda. Patung karya James Earle Fraser yang model pertamanya dibuat tahun 1894 ini menggambarkan keterpurukan dan tragedi yang dialami oleh penduduk asli Amerika. Karya patung yang kemudian dibuat dalam versi berukuran besar ini diikutsertakan dalam San Francisco’s 1915 Panama – Pacific International Exposition dan meraih medali emas. Di pelataran tengah gedung juga terdapat beberapa patung, diantaranya patung perunggu William F. “Buffalo Bill” Cody

 

Berikutnya ada The American Cowboy Gallery yang menggambarkan sejarah masyarakat cowboy dan budayanya sejak jaman kolonial Spanyol hingga kini. Di The Western Entertainment Gallery disajikan lebih dari 60 poster film klasik, foto, perlengkapan dan pakaian cowboy dari berbagai film bioskop maupun televisi yang pernah dibuat. Sejarah film-film cowboy, aktor dan aktrisnya termasuk John Wayne dan Clint Eastwood, dapat dikenang melalui pameran di galeri ini.

 

Kehidupan masyarakat Amerika dengan ketrampilan bermain rodeo adalah warisan kehidupan para cowboy, hingga berkembangnya rodeo sebagai sebuah atraksi olah raga yang cukup populer di Amerika, termasuk perlengkapan dan bentuk-bentuk penghargaannya, dipamerkan dalam The American Rodeo Gallery.

 

Selanjutnya dalam ruangan yang disebut Joe Grandee Museum of the Frontier West dipamerkan lebih 500 koleksi benda-benda peninggalan seniman Joe Ruiz Grandee yang menggambarkan secara lengkap kehidupan, pola dan gaya hidup masyarakat barat Amerika di abad 19.

 

Diantara ruang pameran yang menarik adalah di arena yang disebut Prosperity Junction. Di arena ini dibangun tiruan kota cowboy lengkap dengan tiruan gedung sekolah, gereja, bank, salon, bar, kantor penerbitan, stasiun kereta api, rumah cowboy dengan menara airnya, pandai besi tempat membuat peralatan dan perlengkapan cowboy, dsb. Nampak persis seperti yang digambarkan dalam film-film tentang kisah cowboy.

 

Bagi anak-anak, ada satu ruangan khusus yang berada di bagian belakang yang disebut dengan Children’s Wing. Di ruangan ini dipamerkan dan disajikan gambaran tentang seluk-beluk masyarakat cowboy. Dengan cara penyajian dan penataan yang dibuat sedemikian rupa sehingga membuat anak-anak akan suka mengunjungi ruangan ini sambil bermain. Termasuk jika ingin mencoba mengenakan berbagai pakaian dan perlengkapan cowboy dan bergaya ala cowboy, lalu berfoto bagi yang kebetulan membawa kamera.

 

Beberapa ruangan lainnya yang lebih serius memamerkan karya-karya lukisan dan patung keramik yang tentunya tidak dapat dinikmati dengan hanya berjalan sambil lalu saja. Nampaknya akan perlu waktu lebih lama jika ingin memahami lebih dalam tentang kehidupan masyarakat cowboy Amerika.

 

Tidak terasa lebih satu setengah jam kami berada di Musium Cowboy ini. Menjelang jam 2:00 siang yang panas kami baru meninggalkan musium ini dan lalu melanjutkan perjalanan untuk meninggalkan kota Oklahoma City. Belum jauh meninggalkan Musium Cowboy di jalan I-44, saya lalu mengambil exit dan masuk ke jalan Lincoln Boulevard. Melalui jalan ini kami ingin sejenak berjalan menyusuri kawasan pusat kota terutama ke gedung State Capitol sebagai pusat pemerintahan negara bagian Oklahoma.- (Bersambung)

 

 

Yusuf Iskandar

 

 

 

Di Musium Cowboy, Oklahoma City

 

 

 

Sebuah rekonstruksi kota cowboy di National Cowboy Hall of Fame

and Western Heritage Center, Oklahoma City.

 

[Sebelumnya][Kembali][Berikutnya]